Anganku kembali pada siang hari 6 bulan yang kemudian
Waktu pertama kali aku melihat sepasang mata yang indah, senyum yang menawan, dan paras yang manis
Aku terhenyak sejenak dengan estetika yang ada
Aku tersipu melihatmu, saat kamu memberi senyum indahmu itu padaku
Ya Tuhan, inikah yang disebut bidadari yang orang poly katakan? Aku hanya tertunduk malu ketika itu
Sejak siang itu, aku merasa ada yang beda dengan hatiku
Aku ingin mengenalmu lebih jauh lagi, ingin menjadi penikmat estetika dari dirimu, dan ingin memilikimu
Enam bulan telah berlalu, aku kini berhasil mengenalmu lebih jauh
Aku berhasil menjadi penikmat estetika dari dirimu
Yaa… Aku berhasil menjadi orang yang kamu andalkan ketika ini dan aku bahagia dengan keadaan ini, namun aku belum berhasil menjadikanmu milikku
Aku tak tahu siapa yang salah
Kamu yang terlalu membuka diri atau aku yang terlalu berharap padamu? Pikiran itu kerap kali menghantuiku
Aku sadar bahwa kehadiranku hanya sebagai kerikil dihubunganmu dengan dia
Yaa… dengan dia, lelakimu
Aku memang tak tahu diri
"Aku kini hingga di persimpangan, saat aku harus memilih pergi atau tinggal" Entah apa yang sesungguhnya ku pikirkan
Aku tahu betul cintamu bukanlah untukku, namun hatiku sungguh tak mampu menepis bayangmu dari pikiranku
Aku begitu konfiden dengan hatiku, yang kerap kali membawaku semakin jatuh cinta pada dirimu
Sampai-sampai aku tak peduli akan perih yang niscaya akan ku rasakan, saat kamu akhirnya memilih dia sebagai pelabuhan hatimu
Aku bodoh karena cintaku
Aku biarkan saja cinta terus membawaku, karena cinta tak pernah salah
"Cinta ku jadikan alasan untukku bertahan meskipun itu berujung perih karena aku konfiden cinta takkan pernah salah" Aku menikmati setiap waktu bersamamu dan tanpa ku sadari, aku semakin membawamu jauh dalam hidupku, sampai ketika ini aku sulit untuk melupakanmu
Meski dari kamu sendiri, tak sedetik pun kamu mengingatku, malah justru kamu kerap kali mencoba menolak diriku hadir dalam harimu
Aku hanya berharap, suatu hari nanti kamu akan menyadari betapa cinta ini tulus dan satu
Hanya kamu yang ku cinta, bahkan sejak pertama kali aku melihatmu
Aku tersadar dari lamunanku, dan aku baru tahu kalau siang ini teriknya sama seperti enam bulan lalu, saat pertama sekali kita bertatap
Hari itu seolah terulang kembali siang ini
Kini kamu berdiri tepat di depanku
Tatapan mata indahmu tak berhenti membuatku jatuh cinta dan senyummu tak berhenti membuatku terpesona
Namun, aku melihat ada sesuatu yang berbeda dari tatapan dan senyuman itu
Mengapa matamu tak sepenuhnya indah? Mengapa senyummu tak selepas waktu itu? Ada apa dengan wanitaku ini? Perlahan kamu berjalan mendekatiku dan kamu bisikkan kata, "Maaf… Terima kasih… Selamat tinggal"
Dan aku berbisik dalam hati, "Cinta tak pernah salah"
Kamu pun pergi meninggalkanku dengan sejuta harapan
Aku tak dapat berbuat apapun, karena cinta sudah membawamu padanya dan itu takkan pernah salah
"Putus saat kita belum sempat untuk menjalin dan hilang sebelum kita sempat menemukan, sampai kini kita saling melupakan"