Hari ini aku melangkahkan kakiku mengikuti arah angin yang berhembus. Menyusuri setiap jengkal jalan setapak berbatu yang sering kita lalui kemaren. Sampai akhirnya angin senja mengantarkanku ke bibir pantai ini, loka yang sering kita datangi untuk menghabiskan waktu. Hari ini mentari senja begitu menghangatkan jiwaku yang sedang dilanda rasa rindu. Ya rasa rindu akan diriku, sosok yang dulu menawarkan persahabatan padaku. Rasa rindu untuk sosok yang selalu menggenggam erat tangan ini saat kita menyusuri bibir pantai, menemani langkah kakiku, dan menikmati langit jingga yang mengantantarkan matahari untuk terbenam dan kembali ke peraduannya.
Senja ini mengembalikan memori usang yang selalu ingin kukenang sampai rambutku memutih nanti. Ketika – ketika manis bersama denganmu, ketika dimana kita selalu menghabiskan waktu bersama, menikmati senja di bibir pantai sampai menjemput malam di sini. Saat-saat menyenangkan saat kamu menggenggam erat tanganku dan kita berjalan di pesisir pantai meninggalkan jejak-jejak langkah kita di sana. Meskipun jejak langkah kita tak bertahan lama di sana karena ombak akan datang menghapusnya kupastikan nggak ada satu hal pun di dunia ini yang mampu menghapus cerita kita.
Masih kuingat jelas sore itu saat senja beranjak pergi dan langit jingga perlahan – huma berubah menjadi gelap, saat ruang dan waktu mengijinkan kita untuk merubah persahabatan menjadi lebih dari sekedar sahabat, menjalin relasi baru dalam lingkaran KITA yang sering kita sebut sebagai TEMAN.
Hari ini aku kembali menyusuri bibir pantai ini dan menikmati arus air bahari yang selalu menyampari bibir pantai. Ada yang ganjil hari ini, karena jejak yang tertinggal di pasir bukan lagi dua pasang tetapi hanya sepasang, aku berdiri di sini hanya sendiri tanpa dirimu yang pernah menggenggam erat tanganku kemaren. Hari ini meskipun kita melihat langit senja yang sama namun kita berada di bawah atmosfer yang berbeda. waktu sudah memisahkan kita dan kita berada di ruang yang berbeda. Ada rasa yang ganjal tanpa kamu di sini, hati ini merindukan genggaman tanganmu. Merindukan loka bersandar untuk menceritakan segala kisah yang kulalui tanpamu di sini. Kubiarkan arus air bahari ini membawa perasaanku untuk kau yang ada di seberang sana.
Aku ingin kau tahu aku akan selalu menunggumu di sini di pesisir pantai ini sampai waktu kembali mempertemukan kita dan kita menunjukkan pada dunia kalau kita bukan hanya sekedar teman tetapi kita dapat menjadi TEMAN HIDUP.
Hari ini aku melangkahkan kakiku mengikuti arah angin yang berhembus. Menyusuri setiap jengkal jalan setapak berbatu yang sering kita lalui kemaren. Sampai akhirnya angin senja mengantarkanku ke bibir pantai ini, loka yang sering kita datangi untuk menghabiskan waktu. Hari ini mentari senja begitu menghangatkan jiwaku yang sedang dilanda rasa rindu. Ya rasa rindu akan diriku, sosok yang dulu menawarkan persahabatan padaku. Rasa rindu untuk sosok yang selalu menggenggam erat tangan ini saat kita menyusuri bibir pantai dan menikmati langit jingga yang mengantantarkan matahari untuk terbenam dan kembali ke peraduannya.
Senja ini mengembalikan memori usang yang selalu ingin kukenang sampai rambutku memutih nanti. Ketika – ketika manis bersama denganmu, ketika dimana kita selalu menghabiskan waktu bersama, menikmati senja di bibir pantai sampai menjemput malam di sini. Saat-saat menyenangkan saat kamu menggenggam erat tanganku dan kita berjalan di pesisir pantai meninggalkan jejak-jejak langkah kita di sana. Meskipun jejak langkah kita tak bertahan lama di sana karena ombak akan datang menghapusnya kupastikan nggak ada satu hal pun di dunia ini yang mampu menghapus cerita kita.
Masih kuingat jelas sore itu saat senja beranjak pergi dan langit jingga perlahan – huma berubah menjadi gelap, saat ruang dan waktu mengijinkan kita untuk merubah persahabatan menjadi lebih dari sekedar sahabat, menjalin relasi baru dalam lingkaran KITA yang sering kita sebut sebagai TEMAN.
Hari ini aku kembali menyusuri bibir pantai ini dan menikmati arus air bahari yang selalu menyampari bibir pantai. Ada yang ganjil hari ini, karena jejak yang tertinggal di pasir bukan lagi dua pasang tetapi hanya sepasang, aku berdiri di sini hanya sendiri tanpa dirimu yang pernah menggenggam erat tanganku kemaren. Hari ini meskipun kita melihat langit senja yang sama namun kita berada di bawah atmosfer yang berbeda. waktu sudah memisahkan kita dan kita berada di ruang yang berbeda. Ada rasa yang ganjal tanpa kamu di sini, hati ini merindukan genggaman tanganmu. Merindukan loka bersandar untuk menceritakan segala kisah yang kulalui tanpamu di sini. kita mungkin seperti ombak dan bibir pantai yang selalu datang pergi, tetapi setidaknya ombak takkan pernah mengingkari pantai hingga kapan pun.
Kubiarkan arus air bahari ini membawa perasaanku untuk kau yang ada di seberang sana. Aku ingin kau tahu aku akan selalu menunggumu di sini, di pesisir pantai ini sampai waktu kembali mempertemukan kita dan kita menunjukkan pada dunia kalau kita mampu bertahan melawan arus kehidupan ini, kita mampu melawan ruang dan waktu, dan kita mampu merubah TEMAN menjadi TEMAN HIDUP.