Aku pernah jatuh cinta kepadamu. Cinta pertama, cinta yang begitu singkat karena lewat pertemuan sekali. Bahkan setelahnya aku tak pernah bisa bertemu lagi denganmu, karena kita memang tidak bisa dan tidak ada waktu untuk bertemu kembali. Entah bagaimana, dipertemuan yang sesingkat itu aku bisa jatuh cinta kepadamu, itu pun aku baru menyadari setelah sekian lama, setelah aku susah tidur tiap malam karena selalu memikirkanmu. Aku pun tanpa ragu mulai menyebut namamu dalam doaku di sepanjang malam, saat aku sendirian bersama sang pencipta. Aku berdoa, agar kita dapat bertemu kembali dan aku bisa mengungkapkan perasaanku.
Sayangnya Cinta Itu Tidak Berpihak Kepadaku, Dia Masuk Tapi Tak Ingin Meninggalkan Perasaan yang Sama Kepadamu
Aku menembakmu, ya… aku menembakmu untuk pertama kalinya saat kita berjumpa lagi. Dengan segala hal yang bisa aku banggakan dan aku punya di depanmu aku mengatakan setulus hati bahwa aku mencintaimu. Tapi, memang tak selamanya cinta itu begitu baik dan mendukung. Kamu menolakku, karena menganggap aku sebagai teman. Yah, aku bisa mengerti itu, kamu punya hak untuk menerima dan menolakku. Yang kusesalkan adalah cinta itu masuk di hatiku tapi tidak berbekas di hatimu.
Aku Memang Tersakiti, Aku Memang Menangis, Karena Aku Bukanlah Orang yang Kuat Menerima Penolakanmu Begitu Saja
Aku bukanlah orang yang kuat, bukan manusia yang bisa tegar dan bukan seseorang yang mampu mendengar kata penolakan. Aku tetap menangis, meski tak nampak diwajahku, tapi tetap saja ada perasaan sangat kecewa dalam hatiku. Aku merasa tersakiti, walaupun aku tahu itu bukan kesalahanmu. Kamu berhak menerima dan menolakku. Dan aku berhak untuk menyukaimu karena itu adalah perasaanku. Tapi tetap saja, aku punya harapan begitu besar, kamu akan menerimaku. Jadi biarkanlah aku tetap menangis. Setidaknya tangisan ini adalah untuk menghapus harapan itu padamu.
Aku Sadar Ini Mungkin Resiko Mencintai, Tapi Jujur Dalam Hatiku Hanya Ingin Melihatmu Bahagia
Aku menyadari, saat aku mulai jatuh cinta dan mencintaimu, maka aku harus menerima apapun keputusan yang kamu ambil. Aku harus siap saat cintaku diterima atau malah ditolak olehmu. Karena itu semua adalah perasaanmu dan aku tak berhak untuk ikut campur didalamnya. Tapi percayalah, jujur dalam hatiku aku hanya ingin melihatmu bahagia. Awalnya aku berpikir akan bisa membahagiakanmu dengan cintaku. Tapi itu mungkin belum cukup atau tak sesuai dengan hatimu. Sehingga kamu tidak menerimaku. Tapi bagaimanapun keputusanmu, asalkan kamu bahagia itu sudah cukup untukku.
Mungkin Ini Karma Untukku, Karena Saat Aku Mencintaimu Aku Juga Menyia-nyiakan Cinta Orang Lain Untukku
Saat aku begitu terpesona mencintaimu, aku menyadari ada orang lain yang mencintaiku. Dia memberikan semangat dan berkorban banyak untukku. Bahkan dia juga membantuku untuk mendapatkanmu. Tapi bagaimanapun aku telah menyia-nyiakan cintanya karena masih berharap lebih padamu. Aku tak mengindahkan cintanya, karena dalam pikiranku aku pasti bisa mendapatkan cintamu. Dan ketika kamu menolak cintaku. Mungkin ini juga hukuman untukku, karena telah menyia-nyiakan cintanya. Mungkin juga ini sebuah karma atas apa yang sudah aku lakukan padanya.
Share this:
- Click to share on Twitter (Opens in new window)
- Click to share on Facebook (Opens in new window)
- Click to share on Google+ (Opens in new window)
Related
sumber : duapah