Ketika Kuliah Ditanya “Kapan Lulus?”, Setelah Kuliah Ditanya “Kapan Nikah?”

Loading...




Ada enak dan tidak enaknya juga ya kalau usai sudah masuk kategori orang dewasa. Rasanya tidak henti-hentinya kita ditanyai dengan sesuatu yang sebenarnya pertanyaan itu malah menjadi beban bagi kita. Padahal kita sudah mengusahakannya tapi kalau sudah ditanyakan jadinya susaha yang mau jawab dan jadi males mendengarnya.

Pertanyaan yang sebenarnya ingin kita hindari atau perlu ditiadakan adalah ditanyai kapan lulus kulia atau wisuda dan pertanyaan selanjutnya yang rasanya sangat keramat itu adalah ditanya kapan nikah? Rasanya bulu kuduk langsung merinding begitu kedua pertanyaan itu ditanyai.

Kedua pertanyaan itu ditanya ketika kita masih sibuk kuliah, pertanyaan kedua itu langsung ditanyakan begitu kita dinyatakan lulus padahal rasanya belum sempat bernafas dari ribetnya bikin skripsi ehh langsung disuguhi dengan pertanyaan yang terasa mencekik kapan kawin.

Dua Pertanyaan yang Berbeda Tapi Memiliki Efek yang Sama-sama Bikin Pusing Dan Pengen Marah

Kedua pertanyaan ini memang sangat jauh berbeda, tapi kalau ditanya apa yang akan ditimbulkan saat pertanyaan itu diajukan. Tanggung jawab beban dan menjadi kalut rasanya yang muncul di kepala. Ujung-ujungnya kalau kepikiran bakalan bikin pusing dan serasa ingin marah.

Ini karena kedua pertanyaan itu memberikan dorongan untuk kalut agar segera menyelesaikan hingga akhirnya merasa stres karena memang belum bisa menyelesaikan atau mewujutkannya karena beberaa alasan.

Mereka gak tahu kalau Pertanyaan kapan lulus itu bikin tambah stres, karena tidak semua orang bisa lulus tepat waktu. Sementara pertanyaan kapan nikah itu semakin bikin stres kalau lagi gak ada calonnya.

Kedua Pertanyaan Ini Datangnya Juga Serasa Meruntut, Seolah Tidak Memberinakan Ruang Untuk Menikmati Rasanya Bebas Gak Punya Tanggung Jawab

Seolah tidak ingin memberikan jeda untuk bernafas lega, merasa bebas karena sudah selesai menyusun skripsi dan bebas dari sibuk mondar mandir nyari dosen dan seperangkat alasan lainnya untuk penyusunan skripsi, malah langsung ditanyain kapan nikah? begitu lulus.

Rasanya pertanyaan ini langsung bikin bad mood aja. Baru seneng-seneng menikmati kebebasan udah gak punya tanggung jawab sama orangtua buat nyelesain pendidikan, eh malah ditanya tanggung jawab lainnya buat segera memberikan mantu. Kan gak enak bnget rasanya.

Seandainya Bisa, Pengen Ngajuin Agar Ada Peraturan yang Ngelarang Mempertanyakan Kedua Pertanaan ini Karena Bikin Tambah Ngenes

Kalau ditanya tanggapan soal kedua pertanyaan ini, rasanya pengen minta dibuatin peraturan yang ngelarang kedua pertanyaan ini. Karena rasanya sangat mengganggu, apalagi nyaknya pas lagi ribet-ribennya ngajuan judul, udah ditolak hingga puluhan kalai malah ditambah bertanya kapan lulus. Rasanya pengen ngomong ngajuin judul itu gak gampang. Nanyak kapan nikah diwaktu pas lagi putus cinta itu juga terasa gak enak banget.

Kenapa Harus Pertanyaan Kapan Nikah? Kenapa Gak Bertanya Mau Melanjutkan Pendidikan S2 Dimana?

Orang-orang ketika liat kita lulus kuliah itu kenapasih nanyaknya langsung kapan nikah? Kenapa tidak bertanya mau melanjutkan sekolah dimana gitu? Atau mau kerja atau apalah. Kenapa pertanyaan yang pertama kali muncul itu harus kapan nikah? Emang kalau udah lulus wajib harus nikah? Gak tahu apa kalau kita masih pengen ngelanjutin kuliah lagi (alasan karena lagi jomblo).

Pertanyaan Kapan Nikah Itu Hanya Membuat Seolah-olah Terlihat Seperti Orang Tidak Laku-laku

Kadang pertanyaan kapan nikah itu, serasa bikin ngenes gara-gara tampak membuat kita terlihat seperti orang yang tidak laku-laku. Ditanya kapan nikah itu serasa udah lama ngejomblo sejak berabat-abat lalu hingga perlu ditanyakan biar segera menikah. Rasanya kalau udah ditanya kapan nikah itu, pernikahan seolah-olah harus disegerakan seperti lomba lari, kalau gak cepat-cepat nanti bisa dikeluarin.

Padahal Mereka Tahu Nikah Itu Gak Cuma Butuh Cinta, Tapi Juga Butuh Modal Buat Biaya Kawin Sama Bayar Mas Kawin

Sebenarnya mereka yang nanyain kapan nikah itu sudah tahu banget kalau nikah itu butuh biaya yang banyak, biaya buat acara perkawinan sama bayar mas kawin. Masak nikahi anak orang gak pakek mas kawin? Udah tahu baru lulus kuliah dan baru banyak ngabisin uang buat bolak balik ngeprin gara-gara skripsi banyak coretannya sama biaya penelitian, ehh begitu lulus langsung ditanya kapan kawin.






Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Google+ (Opens in new window)

Related

sumber : duapah

Komentar Facebook
Loading...
Loading...
loading...